KabarPublik- Balaikota
Walikota Depok, Mohammad Idris mendukung proyek perubahan khususnya terkait masalah output dari program pendataan RTLH/ Rutilahu yang dilakukan Kepala Bidang (Kabid) Permukiman Dinas Perumahan dan Permukiman (Disrumkin) Kota Depok, Iyay Gumelar.
Iyay Gumelar"Saya sangat mendukung proyek perubahan yang dilakukan Iyay Gumelar S.Ag, Kepala bidang Permukiman Dinas Perumahan dan Permukiman (Rumkin) Kota Depok terkait masalah out put dari program pendataan RTLH atau Rutilahu," kata Walikota Depok.
Untuk itu Mohammad Idris meminta Sekretaris Daerah (Sekda), para Asisten Sekretarus daerah (Asda) dan para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemkot Depok untuk segera melauching program pendataan RTLT atau Rutilahu.
"Syukur-syukur pendataan bisa tahun ini karena pendataan RTLH atau Rutilahu ini sangat penting untuk merealisasikan RTLH yang efektif dan efisien bagi ABPD kita," tandas Idris.
Pernyataan Walikota Depok itu sebagai bentuk dukungan kepada Kabud Permukiman Disrunkin Depok, Iyay Gumelar yang saat ini mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kepemimpinan Administrator angkatan tiga di BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) provinsi Jawa Barat.
Didalam diklat itu, Iyay Gumelar membuat Aksi Perubahan dengan judul: Optimalisasi Penataan, Peningkatan dan Pengembangan Kualitas kawasan kumuh melalui data base pendataan rumah di kawasan kumuh melalui aplikasi Siap Rumahku (Sistem Aplikasi Rumah Kumuh).
Kenapa tema ini diambil, Iyay menjelaskan alasannya basic data perumahan yang berada di kawasan kumuh di Kora Depok ada sekitar 400 hektar berdasarkab surat keputusan (SK) Wakikota Depok tahun 2022.
"Kami melakukan inovasi bahwa kita harus ada pendataan disitu untuk lebih memaksimalkan program kita tentang penatanan, peningkatan dan pengembangan pendataan kawasan permukiman kumuh dan didalamnya ada Bantuan Sosial Perumahan Swadaya rumah tidak layak huni didalam program itu," ujar Iyay.
Dengan pendataan, Iyay berharap, mudah-mudahan semua program tentang pengembangan kawasan kumuh termasuk RTLH semakin maksimal dan tepat sasaran melalui aplikasi sebagai tools.
Kedepan untuk jangka panjang, lanjut Iyay, nantinya akan menggunakan Geografic Information System (GIS)."Sehingga sekali klik tombol akan diperoleh informasi tentang kondisi fisik suatu rumah kumuh dan titik koordinatnya. Jadi kita tidak perlu lagi turun ke lapangan lagi untuk mengecek rumahnya," jelas Iyay.
Untuk data awal GIS, menurut dia, instansinya dengan dibantu kelurahan, LPM (lembaga pemberdayaan masyarakat) dan RT/RW awal melakukan pendataan fisik secara langsung terhadap rumah-rumah yang dikategori RTLH atau Rutilahu. (jaya)
0 Comments