Pake Uang Pribadi, Herpan Tebus Ijazah Siswa SMK Yang Ditahan Sekolah

KabarPublik-Bekasi
Kepeduliannya di dunia pendidikan tak diragukan lagi. Tidak hanya meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana pendidikan saja, Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat (Jabar) wilayah 3 Bekasi,  Herry Pansila dikenal seorang yang dermawan membantu para siswa keluarga tak mampu.
                                           foto: istimewa
Ditemani siswa dan orangtua,  Herpan menemui
pihak sekolah. 
Kepedulian sosial pejabat yang satu ini tidak ada kaitan dengan kepentingan politis,  seperti kalangan politisi di setiap jelang Pemilu.
Kabarnya, jiwa kepedulian sosialnya membantu keluarga tidak mampu sudah terbentuk sejak kecil,  hingga menjadi pejabat publik.
Herry Pansila yang akrab disapa Herpan tidak tahu berapa jumlah orang yang dibantu,  terutama terhadap anak-anak keluarga miskin.
Mantan Kepala Diskominfo Kota Depok dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok ini acapkali menolak bila diwawancarai soal seputar jiwa sosialnya membantu orang-orang terutama di dunia pendidikan.

                                  foto:istimewa
Setelah melunasi tunggakannya,  Herpan
menyerahkan ijazah kepada ibunya Rizky
"Saya ingin agar anak-anak dari keluarga kurang beruntung bisa juga menikmati pendidikan,  sehingga bisa meningkatkan derajat dan kualitas hidup anak-anak kurang beruntung bisa sejajar dengan anak-anak lain yang orangtuanya mampu, paling tidak di bidang akademik," tutur Herpan seperti disampaikan orang dekat pejabat itu.
Informasi dari orang dekatnya menuturkan,  beberapa hari lalu Herpan menebus ijazah seorang siswa smk swasta di Bekasi Timur,  Kota Bekasi,  Jawa Barat.
"Pak Herpan menebus ijazah siswa bernama Muhammad Rizky yang ditahan sekolah lantaran belum melunasi uang sekolah mencapai Rp6.315.000. Pak Herpan pake uang pribadi sendiri," ungkap orang dekat itu yang enggan disebutkan identitasnya kepada kabarpublik.co.id.
Bantuan untuk anak keluarga tak mampu,  menurut dia, telah banyak diberikan Herpan,  namun pejabat itu tidak ingin diketahui orang lain.
Seperti siswa lainya yang dibantu Herpan,  katanya,  Muhammad Rizki bersama sang ibu yang mendampinginya bersyukur dan berterimakasih kepada KCD pendidikan Jabar Wilayah 3 itu.
Muhammad Rizki selama ini tidak bisa melamar pekerjaan di perusahaan swasta yang mensyaratkan harus menunjukan ijazah asli.
Tapi kini Muhammad Rizki sudah memiliki ijazah dan bisa melamar pekerjaan tanpa hambatan ijazah lagi. 
Menurut orang dekat tadi, awalnya Herpan mendengar adanya keluhan orangtua yang ijazah anaknya ditahan di salah satu sekolah swasta. Kemudian siswa dan orangtuanya diundang kantor KCD menceritakan kenapa ijazahnya tertahan di sekolah tersebut.
"Setelah itu Pak Herpan mengajak Muhammad Rizki dan orangtuanya mendatangi sekolah untuk melunasi seluruh tunggakan sebesar Rp 6. 315.000,- itu semua dari kantong pribadi beliau," ucapnya. 
Ibunya Rizki mengaku, anaknya memang memiliki tunggakan uang sekolah, tapi karena himpitan ekonomi,sehingga tidak mampu melunasinya. Bahkan agar ijazah anaknya cepat keluar, dia pernah memohon pihak sekolah untuk meminjam ijazah anaknya. Alasannya agar anaknya bisa mencari pekerjaan, sehingga bisa nyicil tunggakan sekolahnya.Tetap saja sekolah tidak bersedia memberikan. 
"Alhamdulillah ternyata masih ada orang yang peduli dengan kami. kami juga tidak menyangka jika yang melunasinya Kepala KCD. Saya sendiri tidak tahu apa itu KCD,” ucapnya. Jumat (21/6/19).
Ditemui saat peninjauan PPDB hari terakhir,  Sabtu (22/6/19) di SMAN 5 kota Bekasi,  Herry Pansila mengatakan sangat memahami jika sekolah swasta masih mengandalkan biaya operasional kepada orangtua murid. "Namun, saya mengimbau sekolah swasta untuk bijak dan tidak terlalu kaku karena ijazah sangat dibutuhkan siswa," ujarnya. (jaya kamarullah) 

No comments:

Post a Comment