Raih Juara se Kota Depok, RW 07 Ratujaya Terus Bikin Lubang Biopori Hingga Tembus Angka 5.000

KabarPublik-Ratujaya

Meski sudah meraih juara pertama Rukun Warga (RW) di perlombaan pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) se Kota Depok tahun 2021, warga RW.07, Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung berkomitmen terus membuat lubang biopori hingga menembus target sebanyak 5.000 lubang.

Walikora Depok, Mohammad Idris menyerahkan penghargaan RW Terbaik Pertama kepada Ketua RW 07, Atek Sanusi pada upacara peringatan HUT Ke 76 RI di balaikota, Selasa (17/8/21).

Pada upacara peringatan HUT Ke 76 RI di balaikota, Walikota Depok, Mohammad Idris menganugrahi dan menyerahkan secara langsung kepada Atek, ketua RW 07 Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung. penghargaan sebagai RW Terbaik Pertama se Kota Depok dalam lomba pembuatan Lubang Resapan Biopori.


Itu berarti RW.07 Ratujaya berhasil mengalahkan sedikitnya 900 RW yang tersebar di 63 kelurahan di Kita Depok.

Pembuatan biopori di lingkungan seluas 20 hektar yang terbagi dalam enam lingkungan rukun tetangga (RT) ini saat masa perlombaan berhasil membuat sebanyak 1.000 lobang biopori.

Saking banyaknya lubang biopori dibuat itu kabarnya tim penilai dari tingkat Kota Depok kewalahan dan merasa capek berkeliling lingkungan untuk mengecek seribuan lubang biopori di RW.07.

Ditemui di kantor Kelurahan Ratujaya, Kwtua RW.07, Atek Sanusi menjelaskan, lingkungannya dinilai terbaik pertama se Kota Depok didalam perlombaan  itu setelah berhasil.membuat sebanyak  10.000 lubang resapan biopori.

Namun warganya berkomitmen, menurut Atek, akan terus melanjutkan pembuatan biopori hingga mencapai angka 5.000 lubang

'Warga kami berkomitmen terus dan terus membuat hingga menembus angka 5.000 lubang biopori, untuk itu sampai hari ini warga terus membuatnya, sekarang sudah sekitar 1050 lubang," kata Atek Sanusi kepada KabarPublik.co.id, Selasa (24/8/21).

Diminta komentarnya, Lurah Ratujaya, Ahmad Soma memberikan apresiasi yang tinggi kepada ketua RW dan RT serta warga RW 07 atas raihan penghargaan sebagai RW Terbaik Pertama se Kota Depok tahun 2021.

"Ini bukti dari kerja bersama yang dilandasi keikhlasan. Saya memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada peng RWdan RT serta warga RW07 atas prestasinya," ucap Soma.

Menurut Atek, raihan juara bukan tujuan akhir mengikuti perlombaan, tetapi lomba itu untuk memotivasi agar menyadari betapa pentingnya lubang biopori baik untuk lingkungan maupun warga RW 07.

 "Alhamdukillah dengan tersedianya 1000 lebih lubang biopori lingkungan kami sekarang berkurang genangan air, seperti hujan deras beberapa waktu lalu tidak terjadi genangan air setinggi dengkul kaki orang dewasa,warga pun melihat dan merasakan manfaatnya," ujar Atek.

Atek mengatakan, pembuatan lubang resapan biopori (LRB) tidak harus menggunakan biaya tinggi, tapi pembuatan biopori di wilayahnya memanfaat barang bekas yang tidak terpake, seperti botol-botol bekas air mineral dan kaleng-kaleng bekas cat  berukuran 5kg-25kg.

Botol-botol bekas air mineral dan kaleng cat, menurut Atek, sebagai media dinding biopori. Jadi, pembuatan biopori tidak harus menggunakan media pipa paralon saja yang menimbulkan biaya tinggi,  tapi di lingkungan berinovasi dengan pemanfaatan barang-barang bekas yang sudah tidak terpake seperti botol-botol bekas air mineral dan kaleng-kaleng bekas cat dinding, ada yang berukuran 5 kilo dan ukuran jumbo, semua itu buat dinding biopori.

"Apalagi tidak hanya sebagai lubang untuk resapan saja, tetapi sebagai sarana komposing sampah organik, sehingga mengurangi pembuangan sampah ke TPA Cipayung," ucapnya.

Pembuatan lubang resapan biopori di lingkungannya, tambah Atek, tidak hanya diperuntukan sebagai resapan air saja, tetapi juga berfungsi sarana komposing sampah-sampak organik dari rumah warga.

Biopori sebagai media resapan air di musim penghujan agar tidak terjadi genangan/banjir dan penampungan air didalam tanah, sehingga di musim kemarau air tanah masih tetap tersedia di lingkungan RW.07.

Alasan dibuatkan lobang biopori sebanyak 1.000 lobang, Atek menjelaskan, seiring perkembangan Kota Depok yang ditandai bermunculan permukiman-permukiman penduduk berdampak semakin berkurangannya atau tertutupnya pori-pori akibat betonisasi, sehingga berakibat air tidak dapat meresap kedalam tanah maka kerapkali terjadi genangan dan banjir di lingkungan RW.07.

Dengan adanya lomba pembuatan lubang resapan biopori, Atek menilai, momentum yang positif memotivasi warganya untuk pembuatan biopori. "Masyarakat pun merespon positif program tersebut.  Sehingga terwujud 1.000 lubang biopori," pungkasnya. (jaya)


No comments:

Post a Comment