KabarPublik- Tapos
Di tengah situasi Depok Darurat Sampah, frekuensi pengangkutan sanpah dari Pasar Sukatani, Kecamatan Tapos ke TPA Cipayung kini mengendor..!
Sejumlah pedagang menuturkan, biasanya pengangkutan sampah dari pasar tradisional berstandar Indonesia (SNI) dan memiliki banyak prestasi itu berkisar 2-3 hari sekali, nanun beberapa waktu ini pengangkutan sampahnya mengendor menjadi 5 hari sekali.
"Ya, 2-3 hri saja aroma bau sampahnya cukup mengganggu hidung, apalagi sekarang pengangkutan sampah mengendor menjadi lima hari sekki baru diangkut truk Dinas Kebersihan Depok," kekuh pedagang.
Mereka merasa heran, kenapa pengangkutan sampah dari Pasar Sukatani kini menjadi lamban, sehingga mereka merasa kuatir aroma bau sampah akan mengganggu para pengunjung hingga berakibat buruk bagi kunjungan warga ke pasar tradisional yang dikenal bersih.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala UPT Pasar Sukatani, Tri Handoko membenarkan terjadinya penurunan frekuensi pengangkutan sampah dari biasanya 2-3 hari sekali, sekarang ini pengangkutan sampah pasarnya ke TPA Cipayung menjadi 5 hari sekali.
"Iya benar sekarang ini pengangkutan sampah dari Pasar Sukatani frekuensinya menjadi kendor dari 2-3 hari sekali menjadi 5 hari sekali," kata Tri Hand, Jumat pagi (13/9/24).
Menurut Tri, produksi sampah dari Pasar Sukatani dibuang ke TPA Cipayung tidak sebanyak volume sampah pasar lainnya.
Dalam mendukung program Pemkot Depok terkait pengelolaan kebersihan di pasar yang dipimpinnya, lanjut Tri, program pemilahan sampah sudah dilakukan para pedagang.
Bahkan, sampah-sampah organik dan non-organik seperti bekas sayur- mayur, jeroan ikan basah, apalagi kardus dan sejenisnya sudah ada anggota masyarakat dari luar pasar yang menampung.
"Sehingga sampah yang dibuang ke TPA Cipayung umumnya sampah Residu saja," pungkas Tri. (jaya)
0 Comments