Subscribe Us


 

KH Muhdori: Murid Yang Sombong Dan Menghina Guru Tidak Akan Mendapat Berkah Allah

KabarPublik- Citayam 

Dalam khotbah sholat Jumat di Masjid Nur Yasin, Gang Mandor, Kelurahan Pondokjaya, terkait peringatan Hari Guru Nasional, KH Muhdori Nur Yasin mengingatkan, para murid yang pintar dan sukses dalam kehidupannya, namun tidak berbakti kepada guru yang pernah memberikan ilmunya maka hidupnya seorang murid diyakini tidak akan mendapat keberkahan Allah.

                         KH Mihdori Nur Yasin

Kiyai yang dikenal ramah itu menjelaskan, apabila seorang murid merasa kepintaran akademik dan kehidupannya sukses melebihi daripada gurunya, sehingga muridnya bersikap sombong dan tidak menghormati apalagi tidak berbakti kepada guru yang pernah menuntun, mengajar dan mendidik muridnya menjadi bisa membaca, menulis dan berhitung. Sehingga bisa sukses menjadi pejabat, pengusaha, anggota legislatif dan profesi lain dalam kehidupannya.

Para jamaah antusias mengikuti khotbah Jumat yang disampaikan KH Muhdori Nur Yasin di Masjid Nur Yasin, Kelurahan Pondokjaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jumat (25/11/22).

"Hati-hatilah..jangan membuat seorang gurunya sampai menangis karena merasa terhina oleh anak muridnya.Jika seorang sudah mengeluarkan petuahnya tidak ridho ilmunya telah diberikan kepada murid yang sombong dan menghinanya, petuah guru dikabulkan Allah maka murid tersebut dalam kehidupannya tidak mendapatkan keberkahan dari Allah," papar Kiyai dengan ekspresi sedih kepada KabarPublik.co.id seusai menjadi khotib dan imam sholat Jumaat di Masjid Nur Yasin (24/11/22).

Lebih lanjut, pendiri lembaga pendidikan swasta berbasis Islam, Avia Scientific Islamic School itu menjelaskan, seorang guru adalah basis dari cahaya ilmu (Ailmul nurul), kemudian orangtua terutama sang ibu.

Karena itu langkah pertama saat menyekolahkan anak atau cucu, menurut Kiyai, hendaknya terlebih dahulu diucapkan ijab kobul antara orangtua dengan guru.

"Ijab  kobulnya: Wahai pak/ibu guru tolong didik anak atau cucu kami dengan ridhomua.....Ini tuntunan para ulama shalaf hu shaleh...insya Allah dengan ridho guru ..anak atau cucu kita selamat dunia akherat," kata Kiyai kepada KabarPublik.co.id seusai menjadi khotib dan imam sholat Jumaat (24/11/22).

Mengenai pelajar sekarang kurang menghormati guru, dan kerap tawuran, Kiyai merasa prihatin, sekarang ini era globalisasi informasi tidak lagi mengenal ruang dan waktu, sehingga informasi bertebaran melalui internet.

"Informasi itu ada yang positif dan negatif tergantung bagaimana setiap orang mau pilih yang mana sesuai keinginan. Jadi hatus bijak terhadap informasi, apalagi melalui medsos," tuturnya.

Selain itu peranan orangtua sangat penting dalam terbentuknya karakter seorang anak. Orangtua sekarang terlalu protektif terhadap anak. Sehingga anak sepertinya kurang bisa mandiri.

"Kalau zaman dahulu seorang memukul anak karena bagian dari pendidikan karakter, orangtua bukannya masa bodoh anaknya dihukum guru untuk kedisiinan, tapi sekarang ini bila guru baru sebatas memarahi atas kesalahan murid maka orangtua tidak mau terima dan mempolisiksn guru, sehingga anak merasa dilindungi dan selalu dibela. Akibatnya murid sekarang kurang menghormati gurul, namun tidak semua murid," tuturnya 

Menurut dia, bila terjadi perkelahian murid di sekolah memang guru yang harus melerainya," Tetapi jika sudah sampai tawuran pelajar  antarsekolah berbeda maka aparat keamanan yang bertindak," ujar Kiyai. (jaya)


Post a Comment

0 Comments