Warga Cipayung menduga, apabila Jembatang Serong yang baru bagian timur beroperasi, Kelurahan/Kecamatan Cipayung, Kota Depok bakal memperparah kemacetan lalu lintas (lalin) di kawasan Cipayung dan sekitarnya.
Jl Jembatan Serong yang lama |
Warga Cipayung, Nasrul merasa heran kenapa badan jembatan pada posisi menyerong, sehingga kendaraan dari arah Jl Bonang Raya/kantor Kelurahan Cipayung yang hendak menuju arah Pitara harus mengarahkan kendaraannya agak ke kanan dari Jl Bonang Raya. Sehingga memakan separoh badan Jl Bonang, dan saat bersama berpapasan dengan kendaraan dari Jl Cipayung menuju Jl Bonang Raya harus menunggu atau sebaliknya kendaraan dari arah Jl Bonang Raya. Sehingga tidak terhindar menimbulkan kemacetan lalin.
Jembatan Serong yang baru |
Warga Cipayung mempertanyakan, alasan Dinas PUPR Kota Depok membuat Jembatan Serong yang baru menyerong, sedangkan lebar Jl Bonang Raya dan Jl Cipayung kurang dari 6 meter. Apalagi titik kemacetan setiap hari terjadi permukaan jembatan.
Apalagi truk-truk sampah DLHK Depok bolak-balik TPA Cipayung, belum lagi angkot-angkot yang ngetem di mulut jembatan.
"Jadi perluasan jembatan Serong ini tujuannya mengatasi kemacetan lalu lintas, sepertinya justru semakin memperparah kemacetan lalu lintas," kata Wawan.
Hal senada juga disampaikan Lurah Cipayung, Mandor Suhadi." Iya bang. Saya juga heran kok posisi jembatannya menyerong gitu".
Mandor menuturkan, kendaraan dari Jl Bonang Raya menuju jembatan baru itu tidak bisa langsung, namun harus mengalihkan kendaraannya agak ke kanan."Kendaraan dari arah kelurahan kudu ke kanan dikit baru menuju jembatan. Kalo nerobos bisa nabrak pangkalan ojek," ujar Mandor.
Mandor berharap, apabila Jembatan Serong yang baru beroperasi tidak akan menimbulkan kemacetan lalin di kawasan Jembatan Serong." Untuk itu harapan kita nanti ada pengaturan lalu lintas, dan ditempatkan petugas terutama pada jam-jam sibuk antara pagi dan sore," ujarnya. (jaya)
0 Comments