Kehadiran Pradi Bikin Seru Dialog Publik Penantang Petahana Walikota Depok

KabarPublik-Depok
Kehadiran Ketua DPC Gerindra Kota Depok, Pradi Supriatna menambah keseruan Dialog Publik Para Penantang Petahana Walikota Depok.
Dialog  Publik Seri 3 bertema Siapa Siap, Siapa Kuat yang diselenggarakan Kalam HMI berlangsung di sebuah cafe di Jl Pemuda,  Kelurahan Depok,  Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok,  Jumaat (28/2/20).

Seusai berdialog,  Pradi Supriatna berfoti bersama para nara sumber  dan panitia. 

Dialog Publik Seri 3 yang dipandu moderator Andi Sopiandi (Aso) itu menampilkan para nara sumber yakni Babai Suhaimi (politisi PKB) , Afifa Alia (tokoh perempuan Depok) ,  Rama Pratama (aktivis 98 UI), Yurgen Sutar ( tokoh muda), Prof. Hamdi Muluk (Pakar Psikologi Politik UI)  dan Pradi Supritna ( Ketua DPC Gerindra Kota Depok).
Prof Hamdi Muluk (tengah) foto bersama Pradi dan Babai Suhaimi. 

Selain para aktivis dan para jurnalis media cetak,  elektronik dan online lokal dan nasional,  Dialog Publik Seri 3 itu juga dihadiri owner Persikad 99, Handyana.
Selain ketua partai pemenang Pemilu 2019,  Pradi Supriatna yang juga menjabat Wakil Walikota Depok yang kharismatik itu memancarkan aura positif pada dialog politik tersebut. 
Pradi Supriatna memberikan tanggapan.

Pradi mengatakan,  selain memberikan apresiasi yang tinggi kepada panitia yang mengundang,  sekaligus ingin menuruti rasa penasaran dan mengetahui dialog publik yang menampilkan para sejumlah figur penantang petahana.
"Saya mengapresiasi undangan panitia,  sekaligus rasa penasaran saya ingin tahu dan menyerap informasi dan masukan dari dialog publik ini. Ternyata sangat menarik dan saya mendengarkan langsung, dimana keinginan semuanya sama ingin agar Depok ke depan lebih baik lagi," tutur Pradi.
Baliho Dialog Publik
Didalam dialog publik tersebut,  Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Prof. Hamdi Muluk mengatakan, untuk membenahi dan membangun Kota Depok menjadi lebih baik lagi dibutuhkan kemauan politik yang kuat dari figur seorang pemimpin."Saya kira dibutuhkan good will yang kuat dari figur seorang pemimpin untuk membenahi Depok agar menjadi lebih baik lagi," kata Hamdi.
Apabila masyarakat menginginkan adanya perubahan Kota Depok menjadi lebih baik lagi, menurut Hamdi,  perlu penyatuan agar pertarungan Pilkada nanti menjadi 'Head to Head'.
"Bisa saja pertarungan Pilkada Depok menjadi seperti di level nasional dimana dibentuknya koalisi besar untuk menghadapi PKS," katanya seperti dikutip dari Antara.
Berbeda dengan politisi PKB Depok,  Babai Suhaimi berpendapat,  untuk bertarung di Pilkada Depok tidak cukup berilmu dari luar negeri,  atau memiliki aspek kapabilitas saja,  akan tetapi juga memiliki tas yang penuh.
"Seorang pemimpin harus kreatif,  inovatif dan mau mendengar,  menyerap aspirasi masyarakat," kata Babai.
Babai merasa prihatin,  banyak daerah yang yang pemimpinnya kreatif dan inovatif dan membangun komunikasi dengan para anggota dewan baik di tingkat provinsi maupun pusat.
"Saya merasa prihatin karena banyak anggota dewan dari dapil Depok baik di provinsi maupun pusat tidak bisa dimanfaatkan Walikota Depok. Walikota tanpa melihat perbedaan partai seharusnya diundang makan satu meja dengan para anggota dewan dari dapil Depok," kata Babai.
Pradi Supriatna mengatakan,  meski APBD Depok saat ini sudah mencapai Rp3 Triliun,  namun nilai investasi yang masuke Depok mencapai Rp20 Triliun.
Keberadaan tujuh perguruan tinggi nasional terutama Universitas Indonesia dan Gunadharma, ditambah satu lagi Universitas Islam Internasional membrrikan nilai positif bagi pembangunan di Kota Depok. (jaya)

No comments:

Post a Comment