KabarPublik- Depok
Kepala DLHK Kota Depok, Ety Suryahati berharap media massa membantu berikan solusi terkait sampah daur ulang, seperti sampah furniture.
Seusai berkunjung dan berdiskusi dengan para wartawan anggota PWI Depok, Kepala DLHK Depok Ety Suryahati menerima daftar anggota PWI Depok yang diberikan Ketua PWI Depok, Rusdi Nurdiansyah, Kamis siang (15/12/22)Hal itu disampaikan, Ety Suryahati saat bersama Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Ridwan, Kepala Bidang Sarana Prasarana (Kabid Sarpras), Bufi Gibson, Kabid Pengelolaan Sampah dan Kemitraan, Iskandar, Kepala UPT TPA Cipayung, Ardan Kurniawan berkunjung dan berdiskusi ringan di PWI Kota Depok, Kamis siang (15/12/22).
Sebelum meninggalkan sekretariat PWI Depok, Kepala DLHK Depok, Ety Suryahati dan rombongan foto bersama para wartawan, Kamis (15/12/22)."Sampah furniture cukup menyulitkan dibuang dan kerap digeletakan begitu saja sehingga mengganggu pemandangan," keluh Ety kepada wartawan anggota PWI Depok.
Menurut dia, sampah bekas furniture sebenarnya ada nilai ekonomisnya. Apalagi yang terbuat dari kayu diharapkan masyarakat bisa mengubahnya menjadi barang yang bisa dijual.
"Sehingga nilai ekonominya bisa dimanfaatkan," tutur mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok itu.
Kepala DLHK Depok bersama rombongan menyempatkan waktu melihat taman penghijauan yang di buat PWI Depok, Kamis (15/12/22).Dia merasa optimis, wartawan dengan segala kemampuan menulis dan pengetahuannya akan mampu membantu memberikan solusi.
Sebab media massa bisa memberikan pengetahuan bagaimana mengolah sampah yang bisa bernilai ekonomis.
"Tentu saja ini tentu bisa membantu DLHK, karena peranan masyarakat, media dan pengusaha bisa membantu," ujarnya.
Terkait sampah dedaunan dan ranting pohon, menurut Ety, alangkah lebih baiknya masyarakat bisa mengurusnya dengan menggali tanah untuk mengubur sampah dedaunan. "Ini sebenarnya bisa bermanfaat bagi tanah itu sendiri karena tanah akan menjadi lebih subur. Di sini peran medialah yang bisa memberi pencerahan," kata Ety.
"Karena kalau dari kami tentunya punya keterbatasan. Tidak mungkin kami melayani warga satu persatu. Tentu masyarakat harus bisa membantu juga, paling tidak dengan mengurus sampahnya sendiri terutama yang non organik," pungkas Ety. (jaya)
,
0 Comments