Pantau Harga Sembako di Pasar Sukatani, Wakil Walikota Depok Ajak Warga Hidup Sederhana

KabarPublik-Sukatani 

Untuk memastikan tidak terjadinya gejolak harga dan ketersediaan sembako jelang Ramadhan tahun ini, Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono (IBH) memantau langsung Pasar Sukatani, Kecamatan Tapos, Jumat (1/4/22).

Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono ( masker biru) berdialog dengan pedagang sembako saat meninjau Pasar Sukatani, Kecamatan Tapos, Jumat pagi (1/4/22).

Selain memantau harga dan ketersediaan sembako, didampingi Asisten ekonomi Pembangunan Setda Pemkot Depok, Sidik Mulyono, Kadisdagin Depok, Zamrowi Hasan, Camat Tapos Abdul Mutolib, dan Lurah Sukatani, Wakil Walikota Depok itu menyempatkan waktu sarapan pagi dengan lontong di warung nasi Dua Saudara milik Jayadi di Pasar Sukatani.

Seusai mengunjungi Pasar Sukatani, Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono (IBH) mengajak warga Depok untuk hidup sederhana dan saling membantu sesama terkait kenaikan beberapa sembilan bahan pokok( sembako) menjelang bulan Ramadhan tahun ini.

"Momentumnya memang munggahan satu hari sebelum puasa, banyak warga mempersiapkan untuk hal tersebut. Jika dari stok bahan pokok tersedia, tapi beberapa memang naik harganya," kata Wakil Walikota Depok itu kepada KabarPublik.co.id seusai memantau langsung harga dan ketersediaan sembako di Pasar Sukatani, Kecamatan Tapos, Jumat pagi (1/4/4).

Dalam peninjauan sekitar pukul 08:00, Wakil Walikota berdialog akrab dengan para pedagang terkait situasi dan kondisi harga dan ketersediaan sembako menjelang Ramadhan di pasar Sukatani.

Selain berkomunikasi langsung dengan para pedagang, IBH juga berbelanja beberapa bahan pokok diantaranya ayam potong, ikan dan lain-lain.

"Saya mengajak kepada warga Depok untuk hidup sederhana dan saling membantu sesama terkait kenaikan beberapa sembilan bahan pokok seperti daging, Ayam, minyak goreng, dan lain-lainn," himbau Wakil Walikota Depok. 

Terkait bulan Ramadhan, menurut dia, Allah mengajarkan bagaimana jika dari saudara-saudara kita kekurangan tidak bisa makan, lapar dan haus terasa.

"Puasa mengajarkan dan merasakan hal tersebut. Dari rasa empati tersebut akan menimbulkan rasa saling membantu, bagi yang berlebihan dapat membagi kepada sodara, tetangga dan sesama. Biasanya di bulan puasa banyak warga berlomba-lomba untuk memberikan takjil dan berbuka," tuturnya. (jaya)


No comments:

Post a Comment