Bertarung di Pilkada Depok, PKS Jagokan Mohammad Idris Lagi

Pilkada Walikota Depok bakal digelar 9 Desember 2020. Suhu politik di Kota Depok semakin panas. Walikota Depok,  Mohammad Idris maupun Wakil Walikota Depok,  Pradi Supriatna sebagai Petahana mulai anjang sana ke berbagai partai politik dan organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan di Depok untuk mencari dukungan dan meminta doa restu keduanya ingin tampil bersama pasangan pendamping masing-masing di Pilkada Depok, 9 Desember 2020.
Muttaqin
Konon kabarnya pasangan Pradi Supriatna dan Afifa Aliya sudah mendapat restu dari Partai Gerindra dan PDI Perjuangan.
Sementara,  PKS hingga kini belum ada signal siapa sesungguhnya menjadi jagoannya untuk bertarung di Pilkada Depok nanti. Untuk membuka tabir siapa jagoannya, reporter KabarPublik.co.id, Jaya Kamarullah mewawancarai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada DPD PKS Kota Depok,  Muttaqin. Berikut petikan wawancaranya :

Siapa sesungguhnya calon Walikota Depok yang bakal dijagokan PKS..?
Sesungguh banyak yang bertanya demikian,  namun semua itu menunggu keputusan partai.

Apakah calonnya dari internal atau eksternal partai..? 
Nanti lihat saja.

Kabarnya Pak Idris (Walikota Depok-red) menjadi calon kuat dari PKS. Apakah sudah resmi ?_
Resmi belum, selama belum ada hitam diatas putih. Tapi kalau kemungkinannya sudah 99%.

Pak Idris bukannya kader PKS,  berarti calon Walikota masih dari internal PKS dong..? 
Pak Idris itu sebelum jadi Wakil Walikota itu adalah PNS, PNS ga boleh jadi kader partai. kalau bukan PNS mungkin udah jadi kader dari dulu. Pengennya sih kader, tapi kan kita harus realistis kalau mau menang. ga walikota ya cukup wakilnya.

Apakah kader yang dukung kader PKS untuk jadi calon walikota nggak kecewa ?
Mungkin aja ada. Kecewa boleh tapi harus berhenti setelah ada keputusan. Sebelum muazzin qomat, siapapun boleh siap2 jadi imam. Kalau udah komat siapapun imamnya kita harus segera nyusun barisan. Walaupun tuan rumah patut jadi imam, kalau ada yang lebih layak silahkan. Yang lain, semua jadi ma’mum.

Apakah kader PKS selama ini puas dengan kinerja Pak Idris ?
Ekspektasi kader terhadap walikota yang diusungnya, kadang terlalu tinggi. Padahal setelah jadi pejabat publik, walikota harus mengayomi semua. Saya kira semua kader di partai-partai lain juga seperti itu, coba tanya partai sebelah. Harapannya biasanya lebih besar dari kewenangannya. Jadi kalau ada yang kecewa itu wajar saja, tapi itu harus segera sirna. Kegalauan harus hilang bersama terbitnya fajar.
Kabarnya banyak kader PKS kecewa dengan pak Idris, merasa kurang mendapat timbal balik sebagai orang yang sudah berjuang memenangkannya ?
Kader-kader PKS itu didokrin, kerja-kerja politik itu bagian dari ibadah. Bagian dari amar ma’ruf nahi munkar. Kalau mau dinilai ibadah harus ikhlash. lillah. Kalau ikhlas nunggu balasannya dari Allah.
Kalau memilih pak Idris karena Allah, jangan minta balasan dari pak idris, minta dari Allah, Allah maha kaya akan, Allah akan balas dengan caranya.
Kalau kita merasa banyak berkorban dalam pemenangan pilkada, Allah tau berapa besar pengorbanan kita. Sementara yang kita pilih belum tentu tau apa yang kita kerjakan. Kalau kita nuntut yang kita pilih harus tau, dan harus balas budi, maka Allah berlepas diri. Minta sana ke mereka.
Tapi Pak Idrisnya juga harus nanya, siapa2 saja yang sudah berjasa terhadapnya, bukan sebatas yang dia lihat. paling ga ada appresiasi.

Bagaimana dengan calon Wakil Walikota  nanti..? 
Insya Allah wakilnya yang dari kader PKS.

Siapa dong jadi wakilnya ?_
Salah satu dari hasil pilihan kader lewat pemira.
Biar nanti DPD yang mengumumkan. Yang jelas saya sudah kasih selamat kepada calon wakilnya. Jadi tanya diantara 5 orang itu siapa yang sdh saya kasih selamat. Yang belum saya kasih selamat berarti bukan dia he he he.


No comments:

Post a Comment